Personil Fajar Band Heran karena Warga Basira Tidak Berjudi
JURNALTIMUR.COM--,Personil
band papan atas di Nusa Tenggara Timur, Fajar Band, terlanjur rindu akan
keunikan kampong, Basira, sebuah kampong di ujung timur pulau Flores. Awalnya
personil band yang sudah menelurkan tiga album ini, terheran-heran dengan warga
sebuah kampung itu yang tidak mengenal
judi.
Keheranan itu dirasakan personil Fajar Band, saat mereka
manggung di kampong terpencil itu, pada awal Oktober yang silam.
Dalam obrolan dengan jurnaltimur.com melalui facebook mesanger,
drummer Fajar Band, Nuzantara Bahy mengatakan bahwa ia sangat heran karena
pengaruh judi yang sudah ada sejak awal sejarah perabadan manusia itu, belum
menjadi virus di Basira.
![]() |
Inilah wajah-wajah personil Fajar Band |
“Terus terang, saya kaget. Dan semula saya tidak percaya
bahwa orang Basira tidak mengenal judi,” tutur Nuzantara Bahy melalui jarigan
facebook (24/10/17). “Dan ini sangat unik dan harus dipertahan,” imbuh pria
yang kerab disapa Nus ini.
Senada dengan sang drummer, pemain Keyboard, Opin Bahi pun
menyatakan keheranannya. “Tidak disangka, masyrakat Basira yang terbilang
terpencil itu, lebih mementingkan kerja daripada harus bermain judi,” ujar Opin
Bahy.
Oleh karena itu, bagi Opin, Basira harus menjadi contoh bagi
kampong-kampung lain di Flores Timur. “Dan Basira layak dijadikan contoh bagi
desa-desa lain yang lain agar tidak berjudi,” imbuh Opin.
Personil Fajar Band Tetap
Mengaku Band Orang Kampung
Di balik keheranan mereka akan Basira, orang Basira pun
heran akan kerendahan hati para personil Fajar Band. “Walaupun ngetop di Flotim,
tetapi mereka mau manggung dan menghibur hadir dan menghibur warga Basira,”
ujar Romo Tino Pala Weruin Pr. Apa yang
dituturkan Romo Tino ini terucap oleh kebanyakan warga Basira lainnya.
Mengenai low profile nya para personil Fajar Band itu,
jurnaltimur.com mencoba mengkonfirmasi par personilnya lewat jaringan medsos. Opin
Bahy dan Nuzantara Bahy, dengan kerendahan hati menyebut diri bahwa mereka
adalah band kampung.
“Begini, fajar Band itu kan band kampung. Band ini lahir dan
besar di kampong juga,” tutur Opin. Jadi menurut Opin lagi, jika ada permintaan
dari kampung-kampung, mereka tetap antusias untuk manggung dan menghibur warga kampung.
Opin pun menyebut, Fajar Band menyadari bahwa orang-orang kampong
sangat merindukan kehadiran mereka karena sudah mendengar lagu-lagu band ini
dari VCD dan CD yang dirilis dalam 3 album, “Janji Ujung Aro" I sampai III.
“Selama ini kami sudah mendengar nama Basira, jadi ketika tampil
di Basira, kami begitu antusias dan mengeluarkan kemampuan terbaik kami,” imbuh
Opin.
Senada dengan Opin, Nus mengatakan sebagai band kampong mereka
pun tetap tampil antusia orang kampong Basira. “Karena melihat animo warga
Basira untuk menyaksikan fajar band sangat tinggi, membuat kami bergitu antusias
dan semangat untuk tampil habis-habisan,” ujar Nuzantara Bahy.
Bahkan Nusantara Bahy dan kawan-kawan begitu memanjakan
warga Basira dengan lagu-lagu joget. “Saya mendengar permintaan warga, bahwa
mereka ingin joget dengan iringan band. Mereka sangat rindu akan hal itu.
Mereka sudah bosan berjoget dengan music dari handphone yang disambungkan ke
speaker,” tutur Nus lagi.
“Kami ingin menjawab kerinduan orang Basira dan tidak mau
mengecewakan mereka,” pungkas pemain drum bergaya Yoyo Padi ini. (panus)
Tidak ada komentar